Senin, 09 Mei 2016

Indonesia Masih Menahan Papua Hanya Karena Kekayaan dan Tanah Papua

Ilustrasi. Foto: Ist.



Luas pulau Papua tiga kali pulau Jawa atau lebih. Papua diselimuti dengan kekayaan alam yang berlimpah. Pepera 1969 yang dilakukan oleh Indonesia tidak adil dan dinilai secara tidak adil oleh dunia internasional juga. Saat itu, perwakilan PBB yang dikirim untuk menyaksikan Pepera 1969, akhirnya pulang dengan menyedihkan. Indonesia memperlakukan itu agar tanah Papua dan seluruh kekayaan alam dikuras oleh Negara Indonesia.

Di antaranya, perusahaan-perusahaan asing yang bekerja sama dengan para imperialisme, kolonialisme, dan militerisme yang menguasai seluruh Negeri Papua. Perusahaan raksasa, PT Freeport Indonesia yang dikuasai oleh orang Indonesia, serta beberapa perusahaan lainnya, seperti migas di Sorong, MIFEE (perusahaan Kelapa Sawit di Merauke), dll. Ada juga perusahaan ilegal yang terselubung di setiap daerah Papua yang belum juga terhitung, misalnya: tambang liar di Nabire (Degeuwo), perusahaan Kelapa Sawit di Nabire, perusahaan Kelapa Sawit di Timika, proyek-proyek ilegal liar di bagian Pantai Selatan dari Sorong sampai Merauke, tambang Batu Bara di Sorong, Pabrik Semen di Sorong, Pabrik Tripleks di Sorong, dan sebagainya.

Untuk menguasai semua itu, Indonesia melakukan berbagai cara untuk menghabisi orang Papua. Untuk menghabisi orang asli Papua, Negara Indonesia mendatangkan berbagai macam narkoba dan membuka bar yang penuh dengan penyakit HIV/AIDS di seantero Negeri Papua. Narkoba dan minuman keras dilarang oleh para penegak hukum, tetapi mereka sendiri yang menjadi aktor utama dalam menjalankan bisnis miras dan narkoba. Aktor utama adalah para TNI/POLRI, serta para intelijen negara.

Perusak manusia, perusak alam, serta segala isinya adalah para kolonial, para imperialisme, dan para militerisme yang menguasai bumi Cenderawasih.

Oleh Mesak Pekei


SHARE THIS

Facebook Comment

0 komentar: